Welcome @ my Blog ^^
Minggu, 18 Desember 2011
“REAKSI UJI KELARUTAN DAN PENYABUNAN”
PRAKTIKUM BIOKIMIA
I. LATAR BELAKANG TEORI
Lipid meliputi bermacam-macam senyawa dengan berbagai rumus struktur. Persamaan sifat dari kelompok itu adalah sukar larut dalam air tetapi mudah diekstraksi dengan pelarut non polar atau pelarut organik, seperti hidrokarbon, karbon tetraklorida, dan lain-lain. Asam-asam lemak yang merupakan bahan penyusun lemak dapat dilihat pada tabel berikut:
Rumus Nama Trivial Nama IUPAC
C11H23COOH Asam Laurat Asam Dodekanoat
C13H27COOH Asam Miristat Asam Tetradekanoat
C15H31COOH Asam Palmitat Asam Heksadeknoat
C15H35COOH Asam Stearat Asam Oktadekanoat
C17H33COOH Asam Oleat Asam 9-oktadekanoat
C17H31COOH Asam Linoleat Asam 9,12-oktadekanoat
C17H29COOH Asam Linolenat Asam 9,12,15-oktadekanoat
Lipid (dari kata yunani Lipos yang berarti lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya dan tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter. Lemak atau minyak ialah triester dari gliserol dan disebut trigliserida. Bila minyak atau lemak dididihkan dengan alkali, kemudian mengasamkan larutan yang dihasilkan, maka akan didapatkan gliserol dan campuran asam lemak. Reaksi ini disebut penyabunan. Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku tinggi. Lipid meliputi bermacam-macam senyawa dengan berbagai rumus struktur, karena itu sangat sukar mendefinisinya. Persamaan sifat dari kelompok itu adalah sukar larut dalam air tetapi mudah diekstraksi dengan pelarut nonpolar atau pelarut organik seperti hidrokarbon, karbon tetraklorida,dan yang lainnya.
Berdasarkan fungsi dan strukturnya lipid dibagi menjadi menjadi 3 macam yaitu :
Trigliserida (asam lemak)
Berfungsi sebagai sumber energi yang tersusun atas ester gliserol dari asam lemak . Disebut juga lemak yang terdiri dari 2 jenis yaitu lemak yang tersusun atas asam lemak yang jenuh dan minyak yang tersusun atas asam lemak tak jenuh. Lemak berbentuk padat sedangkan minyak berwujud cair.
Fosfolipid
Merupakan komponen utama pembentuk membran sel dan merupakan senyawa yang polar.
Steroid
Merupakan lipid yang berperan dalam proses-proses biologis dalam organisme hidup. Misalnya,kolesterol,asam-asam empedu dan lain-lain.
Asam lemak
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, dll.
Fungsi Lemak
Begituh banyak fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel. Lemak adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi.
Sumber energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohidrat dan protein memberi 4 kalori, melindungi organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar tetap pada tempatnya. Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks, pembangun otak. Lemak juga menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya mampu menghantar pesan dengan lebih cepat.
II. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan tes kelarutan lipid dalam berbagai macam pelarut
Mengetahui sifat lemak dan reaksi penyabunan
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
No. Nama alat Ukuran Jumlah
1 Rak tabung reaksi -
2 Tabung reaksi sedang 10
3 Pembakar spiritus ( penangas ) - 3
4 Gelas kimia 250 mL, 100 mL 3, 15
5 Gelas ukur 5 ml 3
6 Penjepit - 3
7 Batang pengaduk - 1
8 Pipet tetes kecil 15
9 Neraca analitik - 1
No Nama bahan konsentrasi Jumlah yang digunakan
1 Larutan sabun colek pekat - 7 mL
2 Larutan sabun colek encer - 7 mL
3 Larutan sabun bubuk pekat - 7 mL
4 Larutan sabun bubuk encer - 7 mL
5 Larutan handsoap pekat - 7 mL
6 Larutan handsoap encer - 7 mL
7 Minyak goreng - 4 mL
8 Oli - 1 mL
9 Larutan NaOH - 32 mL
10 Larutan Na2S2O3 - 5 mL
11 Larutan H2SO4 - 5 mL
12 Larutan NaCl - 16 mL
13 Aseton - 5 mL
14 Kloroform - 5 mL
15 Alkohol - 5 mL
16 Indikator pp - 12 tetes
17 Aquadest - 6 mL
IV. PROSEDUR KERJA
Uji Kelarutan
Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan bahan yang hendak di uji (aquades, larutan H2SO4, alkohol, kloroform, aseton, larutan Na2S2O3).
Menambahkan 4 tetes minyak pada masing-masing tabung tersebut.
Selanjutnya mengocok larutan sampel tersebut.
Mengamati kelarutan minyak yang terjadi.
Mencatat hasil pengamatan.
Penyabunan
Menyiapkan tabung reaksi kemudian menambahkan pada masing-masing tabung tersebut minyak, oli dan sabun sebanyak 1 mL.
Menambahkan larutan NaOH 2M sebanyak 4 mL pada semua tabung reaksi.
Memanaskannya selma 15 menit kemudian menambahkan lagi dengan 2 mL larutan NaCl.
Mendinginkannya sampai terbentuk gumpalan dan memisahkan endapannya.
Memasukkan endapan kemudian menambahkan air ke dalam tabung reaksi tersebut.
Mengocoknya dan mengamati perubahan yang terjadi.
Mencatat hasil pengamatan.
Pembentukan Emulsi
Menyiapkan 2 tabung reaksi kemudian menambahkan pada masing-masing tabung tersebut 1 mL air dan 5 mL larutan sabun (cair dan pekat).
Menambahkan pada masing-masing tabung reaksi tersebut 5 tetes minyak.
Mengocoknya dan mengamati reaksi yuang terjadi.
Mencatat hasil pengamatan.
Hidrolisis Sabun
Memasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 mL air sabun pekat dan air sabun encer.
Selanjutnya menambahkan 5 tetes indikator PP ke dalam tabung reaksi tersebut.
Menambahkan air sampai larutan sabun tersebut tidak berwarna.
Membandingkan junlah air yang digunakan.
Mencatat hasil pengamatan.
DATA HASIL PENGAMATAN
Reaksi Uji Kelarutan
No Sampel Perlakuan Data hasil pengamatan
1. Air Air 5 ml + 4 tetes minyak goring Berwarna bening,dan minyak goreng pada bagian atas terpisah tidak menyatu dan warna minyak tetap kuning.
2. Na2S2O3 Na2S2O3 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening,setelah ditambahkan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng bagian atasterpisah/tidak menyatu dan minyaknya teteap kuning.
3. Aseton Aseton 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening menyatu karena membentuk 2 lapisang,setelah ditambahkan dengan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng berubah warnanya menjadi bening tetapi tidak menyatu karena membentuk 2 lapisan.
4. Kloroform Kloroform 5 ml + 4 tetes minyak goreng Pada awalnya berwarna bening setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng ,minyak goreng pada bagian atas danterpisah tidak menyatu,dan minyak tetap berwarna kuning.
5. Asam sulfat Asam sulfat 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening,setelah ditambahkan 4 tetes minyak,minyak goreng berwarna kuning pucat dan membentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah minyak goreng dan lapisan bawah adalah asam sulfat
6. Alkohol Alkohol 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening,setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng tetap berwarna kuning dan membentuk 2 lapisan, karena massaa jenis minyak goreng lebih besar dari alkohol maka minyak goreng berada dibawah sedangkan alkohol berada diatas.
2. PENYABUNAN
No Perlakuan Data hasil pengamatan
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 ml minyak, 1 ml oli, dan 1 ml larutan sabun.
2. Menambahkan larutan NaOH sebanyak 4 ml pada semua tabung reaksi.
1 ml minyak + 4 ml NaOH Terbentuk 2 Lapisan,dimana minyak dibagian atas(kuning) dan NaOH dilapisan bawah (bening)
1 ml oli + 4 ml NaOH Terbentuk 2 Lapisan,dimana oli dibagian atas(biru) dan NaOH dilapisan bawah (bening
1 ml larutan sabun + 4 ml NaOH Larutan sabun menyatu dengan NaOH dan larutan menjadi keruh.
3. Memanaskannya selama 15 menit
1 ml minyak + 4 ml NaOH Saat dipanaskan bagian atasnya berbuih
1 ml oli + 4 ml NaOH Saat dipanaskan tidak ada perubahan
1 ml larutan sabun + 4 ml NaOH Setelah larutan dipanaskan larutan menjadi bening.
4. Menambahkan larutan NaCl sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
1 ml minyak + 4 ml NaOH + NaCl 2 ml Terbentuk gumpalan
1 ml oli + 4 ml NaOH + NaCl 2 ml Terbentuk gumpalan
1 ml larutan sabun + 4 ml NaOH + NaCl 2 ml Tidak terbentuk gumpalan
5. Memasukkan endapan ditambah air kedalam tabung reaksi,mengocoknya dan mengamati perubahan yang terjadi.
Minyak + air sampai setengah tabung reaksi kemudian dikocok Lapisan atas agak kuning dan berupa buih-buih sedangkan lapisan bawah agak bening
Oli + air sampai setengah tabung reaksi kemudian dikocok Pada dinding oli terdapat oli menempel dan setelah dikocok oli bagian atas menyatu seperti menggumpal
Pembentukan Emulsi
No Perlakuan Data hasil pengamatan
1 Menambahkan pada 2 tabung reaksi masing-masing 1 ml air dan 5 ml larutan sabun
1 ml air + 5 tetes minyak Minyak berada di atas permukaan air dan tidak menyatu.
5 ml larutan sabun + 5 tetes minyak Minyak berada di atas permukaan larutan sabun.
Mengocok dan mengamati reaksi yang terjadi
‘’ 1 ml air + 5 tetes minyak Minyak dan air tetap tidak menyatu. Minyak berada di atas permukaan air
5 ml larutan sabun + 5 tetes minyak Minyak dan larutan sabun menyatu,tidak terlihat lagi minyak yang tadinya terpisah pada saat sebelum dikocok.
4. HIDROLISIS SABUN
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Memasukkan kedalam tabung reaksi masing-masing 1 ml air sabun pekat dan sabun encer kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp
1 ml larutan sabun colek pekat + 2 tetes indikator pp Colek pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink.
1 ml larutan sabun bubuk pekat + 2 tetes indikator pp bubuk pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink
1 ml larutan sabun cair pekat + 2 tetes indikator pp Cair pekat berwarna orange setelah ditambah indikator pp warnanya tetap tidak berubah
1 ml larutan sabun colek encer + 2 tetes indikator pp Larutannya berwarna pink
1 ml larutan sabun bubuk encer + 2 tetes pp Larutannya berwarna pink
1 ml larutan sabun cair encer + 2 tetes pp Warna orange pudar (orange pudar)
2. Menambahkan air sampai larutan tidak berwarna
1 ml larutan sabun colek pekat + 2 tetes indikator pp + air V= 200 ml
1 ml larutan sabun bubuk pekat + 2 tetes indikator pp V= 170 ml
1 ml larutan sabun cair pekat + 2 tetes indikator pp V= 10 ml
1 ml larutan sabun colek encer + 2 tetes indikator pp V= 100 ml
1 ml larutan sabun bubuk encer + 2 tetes pp V= 110 ml
1 ml larutan sabun cair encer + 2 tetes pp V= 3 ml
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini ada 4 tahapan percobaan,yaitu :
Uji kelarutan
Pertama-pertama langkah yang dilakukan adalah mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 5 mL bahan yang hendak di uji yaitu aquadest, larutan H2SO4, larutan Na2S2O3, aseton, kloroform, dan alkohol. Kemudian menambahkan 4 tetes minyak pada masing-masing tabung tersebut dan mengamati kelarutan minyak yang terjadi. Hasil dari pengamatan :
Air 5 ml + 4 tetes minyak goreng yang berwarna kuning bening, setelah ditambahkan minyak goreng pada bagian atas terlihat minyak goreng terpisah tidak menyatu dengan air dan warna minyak tetap kuning.
Na2S2O3 5 ml + 4 tetes minyak goreng pada awalnya berwarna bening, setelah ditambahkan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng bagian atas terpisah/tidak menyatu dan minyak goreng tetap berwarna kuning.
Aseton 5 ml + 4 tetes minyak goreng, pada awalnya berwarna bening menyatu karena membentuk 2 lapisan, setelah ditambahkan dengan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng berubah warnanya menjadi bening tetapi tidak menyatu karena membentuk 2 lapisan
Kloroform 5 ml + 4 tetes minyak goreng, pada awalnya berwarna bening setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng pada bagian atas terpisah tidak menyatu dengan kloroform, dan minyak tetap berwarna kuning.
Asam sulfat 5 ml + 4 tetes minyak goreng, pada awalnya berwarna bening, setelah ditambahkan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng berwarna kuning pucat dan membentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah minyak goreng dan lapisan bawah adalah asam sulfat
Alkohol 5 ml + 4 tetes minyak goreng Pada awalnya berwarna bening,setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng tetap berwarna kuning dan membentuk 2 lapisan, karena massaa jenis minyak goreng lebih besar dari alkohol maka minyak goreng berada dibawah sedangkan alkohol berada diatas.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kelarutan minyak lebih besar dari bahan–bahan yang di uji cobakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil percobaaan, bahwa minyak dan sampel yang digunakan tidak ada satupun yang menyatu. Hal ini membuktikan bahwa massa jenis minyak memang lebih besar dari semua sampel yang digunakan.
Pada percobaan ini, semua bahan diuji secara organoleptis yaitu uji yang meliputi panca indera dan dalam hal ini adalah penglihatan. Pada uji kelarutan minyak dengan air, saat minyak ditambahkan sebanyak 4 tetes pada aquades minyak tidak bisa larutan dalam air karena air adalah senyawa polar, sementara minyak adalah senyawa nonopolar. Sehingga tidak terjadi kelarutan. Pada uji kelarutan minyak dengan alkohol, saat minyak ditambahkan sebanyak 4 tetes pada alkohol terjadi kelarutan tetapi tidak sempurna masih terlihat pemisahan antara minyak dengan alkokol. Hal ini disebabkan karena alkohol (ROH)/ (CH2OH) “R” adalah gugus alkil masih memiliki kesamaan rumus kimia dengan air (H2O). Sementara pada uji kelarutan minyak dengan kloroform, saat minyak ditambahkan sebanyak 4 tetes pada larutan kloroform terjadi proses kelarutan. Hal ini karena minyak adalah senyawa nonpolar dan kloroform merupakan pelarut nonpolar. Sehingga apabila suatu senyawa nonpolar dilarutkan dalam pelarut nonpolar maka dapat larut dengan mudah. Sedangkan pada uji kelarutan antara Na2S2O3 dengan minyak,pada saat ditambahkan 4 tetes minyak pada larutan Na2S2O3 tidak terjadi penyatuan sama halnya dengan hasil pada ssat air ditambahkan minyak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi kelarutan. Pada saat uji kelarutan antar minyak dan aseton terjadi kelarutan, tetapi kelarutannya tidak sempurna. Sedangkan pada uji kelaruan asam sulfat dengan 4 tetes minyak dapat disimpulkan terjadinya proses kelarutan. Hal ini karena asam sulfat merupakan pelarut yang cukup baik.
Penyabunan
Sabun merupakan salah satu produk yang diperoleh dari minyak. Reaksi pembentukan sabun dari minyak dilakukan dengan mereaksikan suatu alkali misalnya NaOH dengan minyak. Reaksi ini dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Disamping sebagai reaksi pembentukan sabun, reaksi ini dapat berguna untuk menunjukkan adanya asam-asam lemak yang berbeda dalam suatu minyak. Persamaan reaksi penyabunan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
O
CH2 – O –C –R1 R1CO2Na CH2 -OH
O
CH-O- C-R2 + 3 NaOH R2CO2Na + CH -OH
O
CH2 – O -C- R3 R3CO2Na CH2 - OH
Minyak Sabun Gliserol
Hasil reaksi tersebut berupa campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Untuk memisahkan sabun dari gliserol tersebut maka dilakukan dengan menambahkan garam NaCl kedalam campuran tersebut, sehingga sabun dalam air akan membentuk larutan koloid. Pada penambahan garam NaCl , gliserol dan alkohol akan berada dalam larutan NaCl sedangkan sabun akan mengendap.
Sedangkan pada proses penyabunan minyak dan oli, hasilnya berbeda dengan penyabuan pada sabun karena pada kedua sampel ini sifat-sifatnya berbeda dari sabun. Dari percobaan dapat dilihat bahwa pada saat ditambahkan NaOH minyak dan oli terpisah atau terdiri dari dua lapisan, dimana minyak dan oli sama-sama berada pada lapisan atas sedangkan larutan NaOH berada dilapisan bawah. Dan pada saat penambahan NaCl pun kedua sampel ini membentuk gumpalan.
Jika asam lemak yang terdapat dalam minyak mempuyai berat molekul rendah maka jumlah gliseridanya semakin banyak. Hal ini menyebabkan bilangan penyabunan meningkat.
Lemak yang mengandung komponen yang tidak tersabunkan seperti sterol mempuyai bilangan penyabunan rendah. Namun untuk minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh tinggi mempuyai bilangan penyabunan tinggi. Tinggnya bilangan penyabunan disebabkan karena ikatan tidak jenuh dapat teroksidasi menghasilkan senyawa bergugus
fungsi karbonil yang pada akhirnya dapat juga bereaksi dengan alkali.
Pembentukan emulsi
Sabun merupakan bahan surfaktan. Bahan ini dapat mengurangi tegangan antar permukaan larutan. Dengan adanya sifat ini proses pembentukan busa akan meningkat.
Ditinjau dari sifat dan strukturnya sabun terdiri dari dua bagian yaitu bagian hidrofilik dan bagian hidrofobik. Bagian hidrofilik akan menuju kelapisan air sedangkan lapisan hidrofobik menuju kelapisan udara.
Dari hasil percobaan dapat dilihat hasilnya dimana larutan sabun pada saat ditambahkan minyak sebelum dikocok minyak berada dibagian atas dan sabun berada dibagian bawah, namun setelah dikocok kedua larutan tersebut menyatu. Hal ini disebabkan karena sabun yang mempuyai sifat hidrofilik dan hidrofobik. Dimana dengan sifat tersebut maka cairan minyak dalam air akan teremulsi sehingga sabun dapat menyatu dengan minyak tersebut dan sabun tersebut dapat digunakan untuk membersihkan minyak dalam air, sehingga terjadilah pembentukan emulsi air sabun dan minyak. Sedangkan pada saat air ditambahkan dengan minyak,hal yang terjadi adalah minyak berada diatas permukaan air (tidak menyatu), dan pada saat setelah dikocok punminyak dan air tidak menyatu. Hal ini karena air bersifat netral sehingga tidak dapat terjadi proses pembentukan emulsi antara minyak dan air tersebut.
Hidrolisis sabun
Dalam percobaan ini menggunakan sabun pekat dan sabun encer. yakni pekat terdiri dari sabun cair (handsoap), bubuk, dan colek sedangkan sabun encer terdiri dari sabun encer cair,bubuk dan colek. Perbedaan sabun colek pekat dan sabun encer adalah sabun pekat tidak diencerkan lagi hanya ditambahkan air saja,sedangkan sabun sabun encer harus dilakukan proses pengenceran terlebih dahulu sehinggakomponen zat yang terdapat dalam sabun tersebut juga bebada dari sabun yang pekat. Misalnya dalam sabun cair pekat mengandung zat foaming agent atau zat efektif menghasilkan busa sebanyak 80% sedangkan dalam sabun cair encer hanya mengandung zat foaming agent kemungkinan sebanyak 40% saja.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen zat-zat yang terkandung dalam sabun tersebut berbeda.
Dalam percobaan hidrolisis sabun ini langkah pertama yang kami lakukan adalah memasukkan kedalam 6 tabung reaksi masing-masing 1 ml larutan sabun pekat dan encer (cair, bubuk, dan colek) kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp dan selanjutnya menambahkan air sampai larutan tidak berwarna. Adapun hasil percobaan tersebut adalah :
1 mL larutan sabun colek pekat + 2 tetes indikator pp Colek pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan samapi larutan tidak berwarna adalah 200 mL.
1 mL larutan sabun bubuk pekat + 2 tetes indikator pp bubuk pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air.Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 170 mL.
1 mL larutan sabun cair pekat + 2 tetes indikator pp cair pekat berwarna orange setelah ditambah indikator pp warnanya tetap tidak berubah. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 10 mL.
1 mL larutan sabun colek encer + 2 tetes indikator pp larutannya berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 100 mL.
1 mL larutan sabun bubuk encer + 2 tetes indikator pp larutannya berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 110 mL.
1 mL larutan sabun cair encer + 2 tetes pp warna orange pudar. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 3 mL.
Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan urutan sabun yang memerlukan air paling banyak untuk mengubah warna larutan sampai tidak berwarna :
Sabun colek pekat = 200 ml
Sabun bubuk pekat = 170 ml
Sabun bubuk encer = 110 ml
Sabun colek encer = 100 ml
Sabun cair pekat = 10 ml
Sabun cair encer = 3 ml
Semakin pekat larutan sabun tersebut maka semakin banyak volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna. Sebaliknya semakin cair larutan sabun maka semakin sedikit volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Minyak mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut polar seperti air dan larut dalam pelarut non-polar seperti alkohol 70%, Na2S2O3, aseton, kloroform. Pada hasil percobaan, minyak goreng yang diteteskan pada pelarut organik yaitu kloroform akan larut secara sempurna dan tidak larut dalam pelarut air, seperti pada larutan aquades.
Sampel yang dapat mengalami penyabunan adalah sabun sedangkan pada proses penyabunan minyak dan oli, hasilnya berbeda dengan sabun karena pada kedua sampel ini (minyak dan oli) sifat-sifatnya berbeda dari sabun. Hal ini disebabkan karena ketika sabun ditambah dengan air maka terbentuklah koloid. Dan ketika pada saat ditambahan NaCl gliserol dan alkohol akan berada dalam larutan NaCl sedangkan sabun akan mengendap. Sedangkan pada oli dan minyak pada saat bercampur dengan air tidak dapat membentuk koloid, karena sifatnya berbeda dengan air.
Pada pembentukan emulsi sabunlah yang dapat terelmulsi sedangkan minyak tidak. Hal ini disebabkan karena sabun mempunyai sifat hidrofilik dan hidrofobik. Dimana dengan sifat tersebut maka cairan minyak dalam air akan teremulsi sehingga sabun dapat menyatu dengan minyak tersebut dan sabun tersebut dapat digunakan untuk membersihkan minyak dalam air, sehingga terjadilah pembentukan emulsi air sabun dan minyak. Sedangkan pada saat air ditambahkan dengan minyak, hal yang terjadi adalah minyak berada di atas permukaan air (tidak menyatu), dan pada saat setelah dikocok punminyak dan air tidak menyatu. Hal ini karena air bersifat netral sehingga tidak dapat terjadi proses pembentukan emulsi antara minyak dan air tersebut.
Pada percobaan hidrolisis sabun dapat dilihat bahwa semakin pekat larutan sabun tersebut maka semakin banyak volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna. Sebaliknya semakin cair larutan sabun maka semakin sedikit volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna. Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen zat-zat yang terkandung antara sabun pekat, bubuk dan cair tersebut berbeda-beda.
Saran
Untuk praktikum kali ini saran saya hanya agar pembimbing praktikum lebih sabar dalam membimbing praktikan, dan harap prraktikum dapat selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Ciptadi, M.S. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia, Palangka Raya: Universitas Palangka Raya
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Hart, Harold. (2003) Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga: Jakarta
Keenan, Kleinfelter, Wood. (1992). Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Erlangga: Jakarta.
Mastjah, Sabirin, dkk. (1993). Kimia organik Dasar I. Departemen P&K: Yogyakarta.
Riduan, S. (1990). Kimia Organik. Binarupa Aksara: Jakarta.
Sastrohamidjojo, Hardjono. (2001). Kimia Dasar. Gadjah Mada Unuversity Press: Yogyakarta.
Willbraham dan Matta. (1992). Kimia Organik dan Hayati. ITB: Bandung.
Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Laporan Praktikum Sementara Biokimia “Reaksi Uji Kelarutan dan Penyabunan” Sabtu, 19 Maret 2011
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN II
“REAKSI UJI KELARUTAN DAN PENYABUNAN”
DISUSUN OLEH :
NAMA : SRI MARTINI
NIM : ACC 108 024
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
2010
I. LATAR BELAKANG TEORI
Lipid meliputi bermacam-macam senyawa dengan berbagai rumus struktur. Persamaan sifat dari kelompok itu adalah sukar larut dalam air tetapi mudah diekstraksi dengan pelarut non polar atau pelarut organik, seperti hidrokarbon, karbon tetraklorida, dan lain-lain. Asam-asam lemak yang merupakan bahan penyusun lemak dapat dilihat pada tabel berikut:
Rumus Nama Trivial Nama IUPAC
C11H23COOH Asam Laurat Asam Dodekanoat
C13H27COOH Asam Miristat Asam Tetradekanoat
C15H31COOH Asam Palmitat Asam Heksadeknoat
C15H35COOH Asam Stearat Asam Oktadekanoat
C17H33COOH Asam Oleat Asam 9-oktadekanoat
C17H31COOH Asam Linoleat Asam 9,12-oktadekanoat
C17H29COOH Asam Linolenat Asam 9,12,15-oktadekanoat
Lipid (dari kata yunani Lipos yang berarti lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya dan tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter. Lemak atau minyak ialah triester dari gliserol dan disebut trigliserida. Bila minyak atau lemak dididihkan dengan alkali, kemudian mengasamkan larutan yang dihasilkan, maka akan didapatkan gliserol dan campuran asam lemak. Reaksi ini disebut penyabunan. Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku tinggi. Lipid meliputi bermacam-macam senyawa dengan berbagai rumus struktur, karena itu sangat sukar mendefinisinya. Persamaan sifat dari kelompok itu adalah sukar larut dalam air tetapi mudah diekstraksi dengan pelarut nonpolar atau pelarut organik seperti hidrokarbon, karbon tetraklorida,dan yang lainnya.
Berdasarkan fungsi dan strukturnya lipid dibagi menjadi menjadi 3 macam yaitu :
Trigliserida (asam lemak)
Berfungsi sebagai sumber energi yang tersusun atas ester gliserol dari asam lemak . Disebut juga lemak yang terdiri dari 2 jenis yaitu lemak yang tersusun atas asam lemak yang jenuh dan minyak yang tersusun atas asam lemak tak jenuh. Lemak berbentuk padat sedangkan minyak berwujud cair.
Fosfolipid
Merupakan komponen utama pembentuk membran sel dan merupakan senyawa yang polar.
Steroid
Merupakan lipid yang berperan dalam proses-proses biologis dalam organisme hidup. Misalnya,kolesterol,asam-asam empedu dan lain-lain.
Asam lemak
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, dll.
Fungsi Lemak
Begituh banyak fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel. Lemak adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi.
Sumber energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohidrat dan protein memberi 4 kalori, melindungi organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar tetap pada tempatnya. Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks, pembangun otak. Lemak juga menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya mampu menghantar pesan dengan lebih cepat.
II. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan tes kelarutan lipid dalam berbagai macam pelarut
Mengetahui sifat lemak dan reaksi penyabunan
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
No. Nama alat Ukuran Jumlah
1 Rak tabung reaksi -
2 Tabung reaksi sedang 10
3 Pembakar spiritus ( penangas ) - 3
4 Gelas kimia 250 mL, 100 mL 3, 15
5 Gelas ukur 5 ml 3
6 Penjepit - 3
7 Batang pengaduk - 1
8 Pipet tetes kecil 15
9 Neraca analitik - 1
No Nama bahan konsentrasi Jumlah yang digunakan
1 Larutan sabun colek pekat - 7 mL
2 Larutan sabun colek encer - 7 mL
3 Larutan sabun bubuk pekat - 7 mL
4 Larutan sabun bubuk encer - 7 mL
5 Larutan handsoap pekat - 7 mL
6 Larutan handsoap encer - 7 mL
7 Minyak goreng - 4 mL
8 Oli - 1 mL
9 Larutan NaOH - 32 mL
10 Larutan Na2S2O3 - 5 mL
11 Larutan H2SO4 - 5 mL
12 Larutan NaCl - 16 mL
13 Aseton - 5 mL
14 Kloroform - 5 mL
15 Alkohol - 5 mL
16 Indikator pp - 12 tetes
17 Aquadest - 6 mL
IV. PROSEDUR KERJA
Uji Kelarutan
Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan bahan yang hendak di uji (aquades, larutan H2SO4, alkohol, kloroform, aseton, larutan Na2S2O3).
Menambahkan 4 tetes minyak pada masing-masing tabung tersebut.
Selanjutnya mengocok larutan sampel tersebut.
Mengamati kelarutan minyak yang terjadi.
Mencatat hasil pengamatan.
Penyabunan
Menyiapkan tabung reaksi kemudian menambahkan pada masing-masing tabung tersebut minyak, oli dan sabun sebanyak 1 mL.
Menambahkan larutan NaOH 2M sebanyak 4 mL pada semua tabung reaksi.
Memanaskannya selma 15 menit kemudian menambahkan lagi dengan 2 mL larutan NaCl.
Mendinginkannya sampai terbentuk gumpalan dan memisahkan endapannya.
Memasukkan endapan kemudian menambahkan air ke dalam tabung reaksi tersebut.
Mengocoknya dan mengamati perubahan yang terjadi.
Mencatat hasil pengamatan.
Pembentukan Emulsi
Menyiapkan 2 tabung reaksi kemudian menambahkan pada masing-masing tabung tersebut 1 mL air dan 5 mL larutan sabun (cair dan pekat).
Menambahkan pada masing-masing tabung reaksi tersebut 5 tetes minyak.
Mengocoknya dan mengamati reaksi yuang terjadi.
Mencatat hasil pengamatan.
Hidrolisis Sabun
Memasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 mL air sabun pekat dan air sabun encer.
Selanjutnya menambahkan 5 tetes indikator PP ke dalam tabung reaksi tersebut.
Menambahkan air sampai larutan sabun tersebut tidak berwarna.
Membandingkan junlah air yang digunakan.
Mencatat hasil pengamatan.
DATA HASIL PENGAMATAN
Reaksi Uji Kelarutan
No Sampel Perlakuan Data hasil pengamatan
1. Air Air 5 ml + 4 tetes minyak goring Berwarna bening,dan minyak goreng pada bagian atas terpisah tidak menyatu dan warna minyak tetap kuning.
2. Na2S2O3 Na2S2O3 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening,setelah ditambahkan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng bagian atasterpisah/tidak menyatu dan minyaknya teteap kuning.
3. Aseton Aseton 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening menyatu karena membentuk 2 lapisang,setelah ditambahkan dengan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng berubah warnanya menjadi bening tetapi tidak menyatu karena membentuk 2 lapisan.
4. Kloroform Kloroform 5 ml + 4 tetes minyak goreng Pada awalnya berwarna bening setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng ,minyak goreng pada bagian atas danterpisah tidak menyatu,dan minyak tetap berwarna kuning.
5. Asam sulfat Asam sulfat 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening,setelah ditambahkan 4 tetes minyak,minyak goreng berwarna kuning pucat dan membentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah minyak goreng dan lapisan bawah adalah asam sulfat
6. Alkohol Alkohol 5 ml + 4 tetes minyak goring Pada awalnya berwarna bening,setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng tetap berwarna kuning dan membentuk 2 lapisan, karena massaa jenis minyak goreng lebih besar dari alkohol maka minyak goreng berada dibawah sedangkan alkohol berada diatas.
2. PENYABUNAN
No Perlakuan Data hasil pengamatan
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 ml minyak, 1 ml oli, dan 1 ml larutan sabun.
2. Menambahkan larutan NaOH sebanyak 4 ml pada semua tabung reaksi.
1 ml minyak + 4 ml NaOH Terbentuk 2 Lapisan,dimana minyak dibagian atas(kuning) dan NaOH dilapisan bawah (bening)
1 ml oli + 4 ml NaOH Terbentuk 2 Lapisan,dimana oli dibagian atas(biru) dan NaOH dilapisan bawah (bening
1 ml larutan sabun + 4 ml NaOH Larutan sabun menyatu dengan NaOH dan larutan menjadi keruh.
3. Memanaskannya selama 15 menit
1 ml minyak + 4 ml NaOH Saat dipanaskan bagian atasnya berbuih
1 ml oli + 4 ml NaOH Saat dipanaskan tidak ada perubahan
1 ml larutan sabun + 4 ml NaOH Setelah larutan dipanaskan larutan menjadi bening.
4. Menambahkan larutan NaCl sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
1 ml minyak + 4 ml NaOH + NaCl 2 ml Terbentuk gumpalan
1 ml oli + 4 ml NaOH + NaCl 2 ml Terbentuk gumpalan
1 ml larutan sabun + 4 ml NaOH + NaCl 2 ml Tidak terbentuk gumpalan
5. Memasukkan endapan ditambah air kedalam tabung reaksi,mengocoknya dan mengamati perubahan yang terjadi.
Minyak + air sampai setengah tabung reaksi kemudian dikocok Lapisan atas agak kuning dan berupa buih-buih sedangkan lapisan bawah agak bening
Oli + air sampai setengah tabung reaksi kemudian dikocok Pada dinding oli terdapat oli menempel dan setelah dikocok oli bagian atas menyatu seperti menggumpal
Pembentukan Emulsi
No Perlakuan Data hasil pengamatan
1 Menambahkan pada 2 tabung reaksi masing-masing 1 ml air dan 5 ml larutan sabun
1 ml air + 5 tetes minyak Minyak berada di atas permukaan air dan tidak menyatu.
5 ml larutan sabun + 5 tetes minyak Minyak berada di atas permukaan larutan sabun.
Mengocok dan mengamati reaksi yang terjadi
‘’ 1 ml air + 5 tetes minyak Minyak dan air tetap tidak menyatu. Minyak berada di atas permukaan air
5 ml larutan sabun + 5 tetes minyak Minyak dan larutan sabun menyatu,tidak terlihat lagi minyak yang tadinya terpisah pada saat sebelum dikocok.
4. HIDROLISIS SABUN
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Memasukkan kedalam tabung reaksi masing-masing 1 ml air sabun pekat dan sabun encer kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp
1 ml larutan sabun colek pekat + 2 tetes indikator pp Colek pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink.
1 ml larutan sabun bubuk pekat + 2 tetes indikator pp bubuk pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink
1 ml larutan sabun cair pekat + 2 tetes indikator pp Cair pekat berwarna orange setelah ditambah indikator pp warnanya tetap tidak berubah
1 ml larutan sabun colek encer + 2 tetes indikator pp Larutannya berwarna pink
1 ml larutan sabun bubuk encer + 2 tetes pp Larutannya berwarna pink
1 ml larutan sabun cair encer + 2 tetes pp Warna orange pudar (orange pudar)
2. Menambahkan air sampai larutan tidak berwarna
1 ml larutan sabun colek pekat + 2 tetes indikator pp + air V= 200 ml
1 ml larutan sabun bubuk pekat + 2 tetes indikator pp V= 170 ml
1 ml larutan sabun cair pekat + 2 tetes indikator pp V= 10 ml
1 ml larutan sabun colek encer + 2 tetes indikator pp V= 100 ml
1 ml larutan sabun bubuk encer + 2 tetes pp V= 110 ml
1 ml larutan sabun cair encer + 2 tetes pp V= 3 ml
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini ada 4 tahapan percobaan,yaitu :
Uji kelarutan
Pertama-pertama langkah yang dilakukan adalah mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 5 mL bahan yang hendak di uji yaitu aquadest, larutan H2SO4, larutan Na2S2O3, aseton, kloroform, dan alkohol. Kemudian menambahkan 4 tetes minyak pada masing-masing tabung tersebut dan mengamati kelarutan minyak yang terjadi. Hasil dari pengamatan :
Air 5 ml + 4 tetes minyak goreng yang berwarna kuning bening, setelah ditambahkan minyak goreng pada bagian atas terlihat minyak goreng terpisah tidak menyatu dengan air dan warna minyak tetap kuning.
Na2S2O3 5 ml + 4 tetes minyak goreng pada awalnya berwarna bening, setelah ditambahkan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng bagian atas terpisah/tidak menyatu dan minyak goreng tetap berwarna kuning.
Aseton 5 ml + 4 tetes minyak goreng, pada awalnya berwarna bening menyatu karena membentuk 2 lapisan, setelah ditambahkan dengan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng berubah warnanya menjadi bening tetapi tidak menyatu karena membentuk 2 lapisan
Kloroform 5 ml + 4 tetes minyak goreng, pada awalnya berwarna bening setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng pada bagian atas terpisah tidak menyatu dengan kloroform, dan minyak tetap berwarna kuning.
Asam sulfat 5 ml + 4 tetes minyak goreng, pada awalnya berwarna bening, setelah ditambahkan 4 tetes minyak goreng, minyak goreng berwarna kuning pucat dan membentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah minyak goreng dan lapisan bawah adalah asam sulfat
Alkohol 5 ml + 4 tetes minyak goreng Pada awalnya berwarna bening,setelah dimasukkan 4 tetes minyak goreng,minyak goreng tetap berwarna kuning dan membentuk 2 lapisan, karena massaa jenis minyak goreng lebih besar dari alkohol maka minyak goreng berada dibawah sedangkan alkohol berada diatas.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kelarutan minyak lebih besar dari bahan–bahan yang di uji cobakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil percobaaan, bahwa minyak dan sampel yang digunakan tidak ada satupun yang menyatu. Hal ini membuktikan bahwa massa jenis minyak memang lebih besar dari semua sampel yang digunakan.
Pada percobaan ini, semua bahan diuji secara organoleptis yaitu uji yang meliputi panca indera dan dalam hal ini adalah penglihatan. Pada uji kelarutan minyak dengan air, saat minyak ditambahkan sebanyak 4 tetes pada aquades minyak tidak bisa larutan dalam air karena air adalah senyawa polar, sementara minyak adalah senyawa nonopolar. Sehingga tidak terjadi kelarutan. Pada uji kelarutan minyak dengan alkohol, saat minyak ditambahkan sebanyak 4 tetes pada alkohol terjadi kelarutan tetapi tidak sempurna masih terlihat pemisahan antara minyak dengan alkokol. Hal ini disebabkan karena alkohol (ROH)/ (CH2OH) “R” adalah gugus alkil masih memiliki kesamaan rumus kimia dengan air (H2O). Sementara pada uji kelarutan minyak dengan kloroform, saat minyak ditambahkan sebanyak 4 tetes pada larutan kloroform terjadi proses kelarutan. Hal ini karena minyak adalah senyawa nonpolar dan kloroform merupakan pelarut nonpolar. Sehingga apabila suatu senyawa nonpolar dilarutkan dalam pelarut nonpolar maka dapat larut dengan mudah. Sedangkan pada uji kelarutan antara Na2S2O3 dengan minyak,pada saat ditambahkan 4 tetes minyak pada larutan Na2S2O3 tidak terjadi penyatuan sama halnya dengan hasil pada ssat air ditambahkan minyak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi kelarutan. Pada saat uji kelarutan antar minyak dan aseton terjadi kelarutan, tetapi kelarutannya tidak sempurna. Sedangkan pada uji kelaruan asam sulfat dengan 4 tetes minyak dapat disimpulkan terjadinya proses kelarutan. Hal ini karena asam sulfat merupakan pelarut yang cukup baik.
Penyabunan
Sabun merupakan salah satu produk yang diperoleh dari minyak. Reaksi pembentukan sabun dari minyak dilakukan dengan mereaksikan suatu alkali misalnya NaOH dengan minyak. Reaksi ini dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Disamping sebagai reaksi pembentukan sabun, reaksi ini dapat berguna untuk menunjukkan adanya asam-asam lemak yang berbeda dalam suatu minyak. Persamaan reaksi penyabunan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
O
CH2 – O –C –R1 R1CO2Na CH2 -OH
O
CH-O- C-R2 + 3 NaOH R2CO2Na + CH -OH
O
CH2 – O -C- R3 R3CO2Na CH2 - OH
Minyak Sabun Gliserol
Hasil reaksi tersebut berupa campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Untuk memisahkan sabun dari gliserol tersebut maka dilakukan dengan menambahkan garam NaCl kedalam campuran tersebut, sehingga sabun dalam air akan membentuk larutan koloid. Pada penambahan garam NaCl , gliserol dan alkohol akan berada dalam larutan NaCl sedangkan sabun akan mengendap.
Sedangkan pada proses penyabunan minyak dan oli, hasilnya berbeda dengan penyabuan pada sabun karena pada kedua sampel ini sifat-sifatnya berbeda dari sabun. Dari percobaan dapat dilihat bahwa pada saat ditambahkan NaOH minyak dan oli terpisah atau terdiri dari dua lapisan, dimana minyak dan oli sama-sama berada pada lapisan atas sedangkan larutan NaOH berada dilapisan bawah. Dan pada saat penambahan NaCl pun kedua sampel ini membentuk gumpalan.
Jika asam lemak yang terdapat dalam minyak mempuyai berat molekul rendah maka jumlah gliseridanya semakin banyak. Hal ini menyebabkan bilangan penyabunan meningkat.
Lemak yang mengandung komponen yang tidak tersabunkan seperti sterol mempuyai bilangan penyabunan rendah. Namun untuk minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh tinggi mempuyai bilangan penyabunan tinggi. Tinggnya bilangan penyabunan disebabkan karena ikatan tidak jenuh dapat teroksidasi menghasilkan senyawa bergugus
fungsi karbonil yang pada akhirnya dapat juga bereaksi dengan alkali.
Pembentukan emulsi
Sabun merupakan bahan surfaktan. Bahan ini dapat mengurangi tegangan antar permukaan larutan. Dengan adanya sifat ini proses pembentukan busa akan meningkat.
Ditinjau dari sifat dan strukturnya sabun terdiri dari dua bagian yaitu bagian hidrofilik dan bagian hidrofobik. Bagian hidrofilik akan menuju kelapisan air sedangkan lapisan hidrofobik menuju kelapisan udara.
Dari hasil percobaan dapat dilihat hasilnya dimana larutan sabun pada saat ditambahkan minyak sebelum dikocok minyak berada dibagian atas dan sabun berada dibagian bawah, namun setelah dikocok kedua larutan tersebut menyatu. Hal ini disebabkan karena sabun yang mempuyai sifat hidrofilik dan hidrofobik. Dimana dengan sifat tersebut maka cairan minyak dalam air akan teremulsi sehingga sabun dapat menyatu dengan minyak tersebut dan sabun tersebut dapat digunakan untuk membersihkan minyak dalam air, sehingga terjadilah pembentukan emulsi air sabun dan minyak. Sedangkan pada saat air ditambahkan dengan minyak,hal yang terjadi adalah minyak berada diatas permukaan air (tidak menyatu), dan pada saat setelah dikocok punminyak dan air tidak menyatu. Hal ini karena air bersifat netral sehingga tidak dapat terjadi proses pembentukan emulsi antara minyak dan air tersebut.
Hidrolisis sabun
Dalam percobaan ini menggunakan sabun pekat dan sabun encer. yakni pekat terdiri dari sabun cair (handsoap), bubuk, dan colek sedangkan sabun encer terdiri dari sabun encer cair,bubuk dan colek. Perbedaan sabun colek pekat dan sabun encer adalah sabun pekat tidak diencerkan lagi hanya ditambahkan air saja,sedangkan sabun sabun encer harus dilakukan proses pengenceran terlebih dahulu sehinggakomponen zat yang terdapat dalam sabun tersebut juga bebada dari sabun yang pekat. Misalnya dalam sabun cair pekat mengandung zat foaming agent atau zat efektif menghasilkan busa sebanyak 80% sedangkan dalam sabun cair encer hanya mengandung zat foaming agent kemungkinan sebanyak 40% saja.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen zat-zat yang terkandung dalam sabun tersebut berbeda.
Dalam percobaan hidrolisis sabun ini langkah pertama yang kami lakukan adalah memasukkan kedalam 6 tabung reaksi masing-masing 1 ml larutan sabun pekat dan encer (cair, bubuk, dan colek) kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp dan selanjutnya menambahkan air sampai larutan tidak berwarna. Adapun hasil percobaan tersebut adalah :
1 mL larutan sabun colek pekat + 2 tetes indikator pp Colek pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan samapi larutan tidak berwarna adalah 200 mL.
1 mL larutan sabun bubuk pekat + 2 tetes indikator pp bubuk pekat berwarna putih susu, setelah ditambahkan indikator pp menjadi berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air.Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 170 mL.
1 mL larutan sabun cair pekat + 2 tetes indikator pp cair pekat berwarna orange setelah ditambah indikator pp warnanya tetap tidak berubah. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 10 mL.
1 mL larutan sabun colek encer + 2 tetes indikator pp larutannya berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 100 mL.
1 mL larutan sabun bubuk encer + 2 tetes indikator pp larutannya berwarna pink. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 110 mL.
1 mL larutan sabun cair encer + 2 tetes pp warna orange pudar. Kemudian ditambahkan dengan air. Volume air yang diperlukan sampai larutan tidak berwarna adalah 3 mL.
Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan urutan sabun yang memerlukan air paling banyak untuk mengubah warna larutan sampai tidak berwarna :
Sabun colek pekat = 200 ml
Sabun bubuk pekat = 170 ml
Sabun bubuk encer = 110 ml
Sabun colek encer = 100 ml
Sabun cair pekat = 10 ml
Sabun cair encer = 3 ml
Semakin pekat larutan sabun tersebut maka semakin banyak volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna. Sebaliknya semakin cair larutan sabun maka semakin sedikit volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Minyak mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut polar seperti air dan larut dalam pelarut non-polar seperti alkohol 70%, Na2S2O3, aseton, kloroform. Pada hasil percobaan, minyak goreng yang diteteskan pada pelarut organik yaitu kloroform akan larut secara sempurna dan tidak larut dalam pelarut air, seperti pada larutan aquades.
Sampel yang dapat mengalami penyabunan adalah sabun sedangkan pada proses penyabunan minyak dan oli, hasilnya berbeda dengan sabun karena pada kedua sampel ini (minyak dan oli) sifat-sifatnya berbeda dari sabun. Hal ini disebabkan karena ketika sabun ditambah dengan air maka terbentuklah koloid. Dan ketika pada saat ditambahan NaCl gliserol dan alkohol akan berada dalam larutan NaCl sedangkan sabun akan mengendap. Sedangkan pada oli dan minyak pada saat bercampur dengan air tidak dapat membentuk koloid, karena sifatnya berbeda dengan air.
Pada pembentukan emulsi sabunlah yang dapat terelmulsi sedangkan minyak tidak. Hal ini disebabkan karena sabun mempunyai sifat hidrofilik dan hidrofobik. Dimana dengan sifat tersebut maka cairan minyak dalam air akan teremulsi sehingga sabun dapat menyatu dengan minyak tersebut dan sabun tersebut dapat digunakan untuk membersihkan minyak dalam air, sehingga terjadilah pembentukan emulsi air sabun dan minyak. Sedangkan pada saat air ditambahkan dengan minyak, hal yang terjadi adalah minyak berada di atas permukaan air (tidak menyatu), dan pada saat setelah dikocok punminyak dan air tidak menyatu. Hal ini karena air bersifat netral sehingga tidak dapat terjadi proses pembentukan emulsi antara minyak dan air tersebut.
Pada percobaan hidrolisis sabun dapat dilihat bahwa semakin pekat larutan sabun tersebut maka semakin banyak volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna. Sebaliknya semakin cair larutan sabun maka semakin sedikit volume air yang diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi tidak berwarna. Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen zat-zat yang terkandung antara sabun pekat, bubuk dan cair tersebut berbeda-beda.
Saran
Untuk praktikum kali ini saran saya hanya agar pembimbing praktikum lebih sabar dalam membimbing praktikan, dan harap prraktikum dapat selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Ciptadi, M.S. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia, Palangka Raya: Universitas Palangka Raya
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Hart, Harold. (2003) Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga: Jakarta
Keenan, Kleinfelter, Wood. (1992). Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Erlangga: Jakarta.
Mastjah, Sabirin, dkk. (1993). Kimia organik Dasar I. Departemen P&K: Yogyakarta.
Riduan, S. (1990). Kimia Organik. Binarupa Aksara: Jakarta.
Sastrohamidjojo, Hardjono. (2001). Kimia Dasar. Gadjah Mada Unuversity Press: Yogyakarta.
Willbraham dan Matta. (1992). Kimia Organik dan Hayati. ITB: Bandung.
Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Laporan Praktikum Sementara Biokimia “Reaksi Uji Kelarutan dan Penyabunan” Sabtu, 19 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
The best slots, roulette, table games, and blackjack in 2021
BalasHapusThis list 용인 출장샵 of the 여주 출장마사지 best slots, roulette, table games, 경상남도 출장마사지 and blackjack online 시흥 출장안마 casinos, with reviews and ratings by 동두천 출장마사지 real players.